inilah HIDUP

mengubah KRONOS menjadi KAIROS.
mengubah peristiwa begitu saja menjadi peristiwa bermakna, peristiwa berahmat.
mengubah CROWD menjadi COMMUNITY.
Mengubah yang tidak berhati nurani, menjadi kumpulan orang yang punya hati.
Inilah HIDUP yang bermakna.

Kamis, 30 September 2010

rindu yang mewujudkan communio kasih

tetapi aku tahu bahwa penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa daging pun aku akan melihat Allah.
Aku sendiri akan melihat Dia memihak kepadaku;
mataku sendiri yang akan menyaksikanNya dan bukan orang lain.
hati sanubariku merana karena RINDU
-Ayub 19:26-27


Dalam dunia cinta-cintaan, ada yang disebut dengan penyakit 'mala rindu'. Gejalanya ada tiga: pertama, menjadi romantis. Terlihat dari kata-kata indah yang diwujudkannya atau dikatakannya. Kedua, menjadi orang yang sangat peka terhadap bunyi2an, entah bunyi dering handphone, ketukan di pintu (mengharap bahwa orang yang dirindukan yang datang, atau orang yang dirindukan yang mengirim sms atau menelpon). Gejala kedua ini masih ditambah dengan kegilaan akut ketika memegang alat elektronik tersebut, tergambar dari raut wajahnya: senyam senyum sendiri, kadang mengerjap-kerjapkan mata tanda gembira, namun kadang juga terharu biru.... Gejala yang ketiga, bila kerinduan itu berasal dari rasa percaya atas kesetiaan cinta, kerinduan itu menggerakkan orang untuk hidup penuh kasih dan damai. Ia sangat bersemangat. Karena bagi dia, kerinduan adalah pengharapan.

Begitulah kerinduan seorang AYUB: sesakit dan semenderita apapun, ia digerakkan oleh kerinduan akan Allah yang penuh kasih. RIndu memampukan dia menulis kata-kata indah, peka akan peristiwa sederhana di mana menyiratkan kehadiran Allah, dan membangun pengharapan dalam kehidupannya.

Membayangkan jika hidupku juga digerakkan oleh kerinduan pada SANG CINTA YANG SETIA, yaitu TUHAN sendiri. Niscaya aku akan selalu menyediakan waktuku bagiNYA, untuk mengucapkan kata-kata indah bagiNYA dalam doa...
Niscaya aku akan semakin peka melihat Allah dalam segala, melihat segala dalam Allah. Bersyukur atas perjumpaan-perjumpaan, peristiwa-peristiwa sederhana.
Niscaya kerinduanku pada ALLAH mengirim pesan misi untukku, agar mewartakan kasih, mengkomunikasikan kasih pada semakin banyak orang...lewat media apapun: mulut, tingkah laku, perbuatan, bahkan lewat jejaring sosial via internet sekalipun....

Harapku: akan terwujud communio kasih, persekutuan kasih....yang menembus sekat-sekat agama, status, budaya sekalipun...karena semuanya digerakkan oleh pengalaman yang sama RINDU PADA SANG KASIH ABADI.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar