inilah HIDUP

mengubah KRONOS menjadi KAIROS.
mengubah peristiwa begitu saja menjadi peristiwa bermakna, peristiwa berahmat.
mengubah CROWD menjadi COMMUNITY.
Mengubah yang tidak berhati nurani, menjadi kumpulan orang yang punya hati.
Inilah HIDUP yang bermakna.

Sabtu, 30 November 2013

Biasa tapi Setia

dokumentasi msgke-kalteng.org
Jiwaku Tenang, 30 September 2013, Biasa namun Setia
Pesta St. Andreas, Rasul.

"Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Mat. 4:18-21

Pagi ini, seorang ibu, dengan penampilan yang sangat biasa, sederhana, dengan rambut yang sudah tipis, badan kurus, pensiunan guru zaman dulu, datang dan mengulurkan sekedar uang untuk pembinaan calon imam di TORSA. Ibu itu berkata lembut, "romo, ini ada rejeki sedikit sebagai ungkapan syukur saya. Tuhan baru saja memberikan anugerah untuk saya, dan rejeki ini saya sisihkan untuk TORSA, namung sekedhik romo (cuma sedikit romo.). Saya terpana, menerima, dan rasa hati ini begitu berbunga. Indah sekali pagi ini Tuhan, saat Engkau anugerahkan peristiwa: biasa namun setia.

Andreas, seorang penjala ikan, nelayan, yang sangat biasa-biasa saja...., bukan orang istimewa. Ia dipilih, digunakan Allah untuk mewartakan kasih dan kabar gembira. Indahnya hidup kita saat kita menyadari bahwa kita yang biasa digunakan Allah untuk mewartakan kasih Kristus dengan setia. Meski rapuh, lemah, rentan jatuh, kita harus tetap sadar dan setia bahwa kita digunakan Allah untuk mewartakan kabar gembira dan kasih Tuhan sendiri.....seperti ibu sederhana yang datang pagi ini...

Semangat.
JLU.

Jumat, 29 November 2013

Kekuatan Kata-Kata

 

Jiwaku Tenang, 29 November 2013, 
Kekuatan Kata-Kata
"Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."
Luk. 21,33

Seorang bocah mendaki gunung bersama ayahnya. Ketika sedang asyik mendaki, tiba-tiba si bocah tersandung akar pohon dan jatuh. “Aduhh!” jeritannya memecah keheningan suasana pegunungan. Si bocah amat terkejut, ketika ia mendengar suara di kejauhan menirukan teriakannya persis sama, “Aduhh!” Dasar anak-anak, ia berteriak lagi, “Hei! Siapa kamu?” Jawaban yang terdengar, “Hei! Siapa kamu?” Lantaran kesal mengetahui suaranya selalu ditirukan, si anak berseru, “Pengecut kamu!” Lagi-lagi ia terkejut ketika suara dari sana membalasnya dengan umpatan serupa. Ia bertanya kepada sang ayah, “Apa yang terjadi?” Dengan bijak sang ayah tersenyum, lalu berkata pelan, “Anakku, perhatikan.”Sang Ayah berteriak  keras, “Saya cinta padamu!” Suara di kejauhan menjawab, “Saya cinta padamu!” Sekali lagi sang ayah berteriak “Kamu luar biasa!” Suara itu menjawab, “Kamu luar biasa!” Sang bocah terpana, lalu berkata kepada ayahnya, "kekuatan kata-kata..."

Seandainya kata-kataku pedas dan menyakitkan, niscaya kesakitan yang sama akan ditimbulkan pada hati orang yang kita kata-katai, dan tidak mustahil, ia akan menggemakan kata-kata itu padaku. Saat kata-kata kita penuh cinta dan menyemangati, ia akan menghadirkan sukacita yang sama, cinta yang serupa, dan tidak mustahil pula ia menggemakan kembali kepada kita. Jadi, kata mana yang akan kita pilih?

semoga kata-kata-Nya yg tak berlalu berbuah kata-kata penuh CINTA dan PENGHARAPAN: selalu, tak berlalu, dan bukan angin lalu.

Semangat.
JLU

Rabu, 27 November 2013

Hidup Seindah Mutiara


Jiwaku Tenang, 27 November 2013: Hidup seindah Mutiara

Mutiara, sebenarnya terjadi dari sebutir pasir yang memasuki tubuh seekor tiram atau kerang di dasar lautan. Karena pasir itu menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, kerang itu berusaha mengusirnya. Ia menggunakan getah di perutnya untuk membalut pasir yang melukainya. Proses itu bisa berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya terbentuklah sebuah mutiara yang cantik dan berharga!

Hidup kitapun tak luput dr rasa sakit...tp saat kita setia dan bertahan, keindahan hidup akan dianugerahkan.

semangat pagi. JLU

Senin, 25 November 2013

Pemberian Diri Kita

persembahan cinta (foto dok. www.hmministry.com)
Jiwaku Tenang, 25 November 2013: Pemberian Diri Kita

"Ia memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Luk. 21:3-4


Seorang ibu harus bangun pagi-pagi, menyiapkan segala keperluan sekolah anaknya, membuat sarapan...dan bahkan mungkin harus mengantar dan menunggu di sekolah. Seorang bapak harus bangun pagi-pagi, kemudian berangkat kerja pagi-siang- sampai malam demi nafkah keluarganya. Seorang romo stand by melayani umatnya sejak selesai misa pagi hingga malam berganti.: konsultasi, misa, minyak suci, rapat2, dsb. Apakah mereka semua bahagia dengan 'pemberian diri' mereka ini? 

Pemberian diri ini membahagiakan jika lahir dr hati yg mencintai, bukan terbebani; lahir dr ketulusan hati, bukan demi popularitas dirinya sendiri.

Semangat.
JLU

Jumat, 22 November 2013

Kasih itu Mengampuni

Paku yg Tertancap


Jiwaku Tenang, 22 November 2013: Kasih itu Mengampuni
Pw. St. Cicilia, Perawan dan Martir

"Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."
[Lukas 19:46b]

Seorang ayah meminta kepada anaknya yg sangat pemarah, "Nak, tiap kali kamu marah, tancapkan satu paku ke pagar rumah kita." Setelah hampir 30 hari, ratusan paku tertancap di pagar. Si anak terkejut, betapa seringnya ia menyakiti orang lain dgn kata2 dan sikapnya. Si anak berkata kpd ayahnya, "Yah, ak mt maaf...betapa sering ak melukai kalian semua." Sang Ayah tersenyum dan berkata,"cabutlah paku paku itu Nak, dan kamu akan mengerti." Satu hari penuh, si anak bekerja mencabuti paku itu. Peluhnya membasahi tubuhnya, tp hatinya tertanam pelajaran hidup: betapa indah mengampuni, meskipun luka tertancap paku itu msh membekas di hati.

Manusia seperti barang pecah belah. Ia tak sempurna. Seringkali konsisten: terarah pada Allah. Namun sering juga hidupnya inkonsisten: menjauh dr Allah. Penyembuhan diri kita hanya terletak pd kemauan melihat kasih Allah yg mengampuni. Meski kita rapuh, Ia tetap mencintai. Bukan untuk terus berkanjang dalam dosa, namun utk beranjak melangkah kpd-Nya.

Semangat.
JLU

Kamis, 21 November 2013

Fiat Voluntas Tua

Saat aku di hadapan Bunda Maria di Montserrat
Jiwaku Tenang, 21 November 2013: Fiat Voluntas Tua
Peringatan Maria Dipersembahkan kepada Allah

Suatu kali, ada seorang anak pergi kepada seorang pembuat patung. Ia melihat patung Yesus yg indah, patung Maria yg cantik, patung Pieta yg menakjubkan. Pandangannya terhenti ke sebuah batu yang besar dan tak berbentuk. Pembuat patung tahu, dan berkata, "di dalamnya ada seekor Singa yg gagah, anakku." Anak kecil itu tak percaya. "Aku melihat keindahan pada perjalananku melihat patung2 yg lain sebelumnya. Tapi ak tidak menemukan hal yg sama dengan batu ini." Pembuat patung tersenyum, dan berkata,"mari kita bawa masuk batu itu ke dalam, dan ikutlah bersamaku." Selama berhari- hari anak itu melihat si pembuat patung menatah batu, membentuknya.... Tak jarang batu2 pecahannya mengenai kaki si anak kecil, dan itu menyakitkan... Tak jarang juga si anak terkantuk kantuk krn jenuh tak juga menemukan singa yg gagah tsb. Setelah beberapa minggu, si pembuat patung menyelesaikan pekerjaannya dan mengatakan,"di hadapanmu ada seekor singa yang gagah.... Dan untuk sampai kepadanya, seringkali kamu harus mengalami sakit dan kejenuhan." Anak itu tersenyum, sambil berbisik dlm hatinya,"inilah perjalanan hidup yg sesungguhnya, dan aku menikmatinya."

Fiat Voluntas Tua, terjadilah seturut kehendakMU. Mantra agung Bunda Maria ini tidak ia lalui dengan mudah. Keindahan hidup disusun dari pengalaman setia dan berserah, bahkan saat ia mengalami saat saat sulit melihat Anaknya menderita dan disalib. Perjalanan hidup kita yang sesungguhnya jg disusun atas beragam pengalaman....bahkan di antaranya adl kejenuhan dan sakit teramat sangat. Namun saat kita setia dan berserah, ada keindahan yang IA tawarkan.

Fiat Voluntas Tua. Tetap semangat.
Jlu.

Rabu, 20 November 2013

Kita Manusia bukan Tikus


Jiwaku Tenang, 20 November 2013

Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya, lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya, “Aku tidak tahu bagaimana kalian muncul dalam kandunganku. Bukan akulah yang memberi kalian nafas dan hidup atau menyusun anggota-anggota badanmu satu per satu, melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasih Tuhan akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu, justru karena kini kalian memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.”

Ada seekor tikus yang membenci dirinya sendiri. Alasannya satu: tidak ada satupun binatang, apalagi manusia takut kepadanya. Setiap kali mencari makan, ia harus mengendap-endap, dan kemudian lari terbirit-birit ketika melihat manusia. Hari itu, ia menemukan topeng raja hutan di sebuah kamar. Dia memakainya, mematut diri di depan cermin, mengeluarkan suara auman seperti singa, dan berpikir: aku akan membuat semua orang dan binatang bertekuk lutut di depanku. Tiba harinya, ia (masih saja) mengendap-endap, naik ke meja makan, dan akan segera mengambil keju. Sebelum ia mengambilnya, tuan rumah datang dan melihat dia...... Apa yg tikus lakukan? Dia meninggalkan topeng si raja hutan, mencicit ketakutan, dan terbirit-birit lari tunggang langgang. Tikus akan tetap menjadi seekor tikus.

Manusia adl makhluk yg kuat: ia berhadapan dengan pergulatan antara apa yg ia punya (dan itu terbatas) dengan apa yg ia cita-citakan. Keterbatasan membuat ia ingin mundur namun cita-cita membuat ia bergerak untuk menggapainya. Titik sambung di antara mereka adl KASIH, IMAN dan HARAPAN. Dengan kasih, ia mengenali, mengampuni, dan mensyukuri keterbatasan dirinya. Dengan IMAN dan HARAPAN, ia melangkah mantap, berbuah, dan menabur kebaikan.

Sejujurnya, hati kita adl hati manusia, bukan hati seekor tikus.

Semangat.
JLU.

Selasa, 19 November 2013

Melihat secara Utuh

Jiwaku Tenang, 19 November 2013: Melihat secara Utuh

"Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah anak ni, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
Luk. 10:9-10

Saat mengunjungi LaPas kota Tegal, saya berjumpa dengan seorang narapidana bernama Sitorus. Wajahnya disusun dengan tulang tulang pipi yg garisnya tegas. Di lengannya, ada rajah yang memenuhi seluruh bidang kulit yg membungkus otot yg kekar. Bangunan fisik ini menegaskan bahwa hidupnya keras. Namun, di balik semua itu ada sinar kelembutan: ia piawai memainkan gitar, dan senandung suaranya merdu. Ia lantunkan sebuah lagu rohani yg syahdu. Dan di akhir nyanyiannya, ia berseru: Tuhan, aku ingin kembali kepadaMU.

Saat kita melihat seorang pribadi secara utuh, kita akan melihat betapa Tuhan mengasihi setiap orang. Dosa dan kesalahannya mungkin kita benci, tp kemanusiaannya adalah rahmat. Cara Tuhan melihat mengundang orang utk datang kembali kepadaNya. Bagaimana cara kita melihat? Kekurangan, kelemahan, kesalahannya saja? Atau seluruh kemanusiaannya?

Semangat.
JLU

Senin, 18 November 2013

Jangan ragu, Percaya saja



Jiwaku Tenang, 18 November 2013

Yesus berkata, "Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan engkau!"
[Lukas 18:42]

Pagi ini, ak teringat permainan 'trust fall'...betapa menegangkannya menjatuhkan diri kita dan hanya menaruh rasa percaya bahwa teman-teman akan menangkap kita di bawah sebelum terjatuh menyentuh tanah. Suatu saat, ak juga tertawa terpingkal2 melihat seorang anak yg begitu gembira bermain bersama ayahnya...: diangkat, dilempar, lalu ditangkap kembali.... setiap anak itu dilempar, hatiku berdesir...tp anak itu tertawa senang, yakin bahwa ayahnya akan menangkap kembali.

Tuhan, saat keraguan datang, buatlah ak seperti seorang buta yg percaya. Perkuatkan imanku padaMU.

Jangan ragu, percaya saja.

Semangat.
JLU

Minggu, 17 November 2013

Bertekun untuk Setia

Jiwaku Tenang, 17 November 2013

"Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."
Luk 21,19

Tidak semua orang mampu Bertekun dan Bertahan dlm KESETIAAN. Tp sy pernah berjumpa dgn seorang ibu yg tetap menjaga kesetiaan hidup perkawinannya meski banyak masalah terjadi dlm keluarganya: entah krn suaminya, entah krn lingkungannya. Pun saya juga pernah berjumpa dgn seorang ayah yg tetap tegar dan bertanggungjawab meski sang istri berbuat kesalahan. Dlm suatu perjalanan, saya jg pernah ngobrol dgn pasangan ortu yg tetap tegar meski pernah bangkrut dlm perekonomian keluarga. 



Di suatu pulau, tinggalah Cinta, Kesedihan, Kekayaan, dan Kegembiraan. Suatu ketika badai menghempas pulau tersebut, banjir besar menyergap setiap makhluk. Cinta yg kepayahan krn ‎tak bs berenang minta bantuan pd kekayaan. Jawab Kekayaan, "maaf perahuku sudah penuh dgn harta benda. Tdk ada tempat bagimu di perahuku. " Cinta beralih kpd Kegembiraan. Tp Kegembiraan tak mendengar suara rintihan memohon pertolongan, krn ia terlalu gembira bs menyelamatkan diri dr amukan badai. Cinta akhirnya memohon pd Kesedihan, tp jawab Kesedihan, "mengurus diriku saja berat, apalagi ditambah mengurus engkau...." Ketika air mulai menenggelamkannya, tiba tiba datanglah seorang tua dgn perahunya. "Cinta, Mari cepat naik ke perahuku", kata orang tua itu. Selamat dr kepungan banjir, Cinta bertanya, "siapakah engkau orang tua?" Jawabnya: Akulah Sang Waktu. Hanya waktulah yg tahu Berapa nilai sesungguhnya dr cinta itu..... 


Ada banyak kisah tentang kesetiaan, dan bukan mustahil kita semua bs membuat kisah2 baru ttg Bertekun dan Bertahan dlm KESETIAAN...: menjaga cinta kita pada panggilan hidup kita sepanjang waktu.

Never give up, coz Jesus loves u.

Semangat. 

Sabtu, 16 November 2013

Doa, untaian rasa percaya

Jiwaku Tenang, 16 November 2013
 
Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia,
supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
Luk. 18:3-5
 
Percayalah..

Dalam seri kedua "Star Wars", The Empire Strikes Back, Luke Skywalker melakukan pencarian diri dengan menerbangkan pesawat bersayap X-nya ke sebuah planet yang penuh rawa-rawa. Di sana dia mencari seorang guru Jedi bernama Yoda dan meminta agar diterima sebagai murid. Luke ingin membebaskan galaksinya dari kekaisaran tiran dan mengalahkan Darth Vader. Yoda menerima permohonan Luke dengan segan, dan mulai mengajarinya untuk mengangkat batu dengan mempergunakan kekuatan mentalnya. Kemudian, suatu hari, Yoda memberitahu Luke untuk mengangkat kapal angkasanya sendiri yang terbenam dalam rawa-rawa pada waktu Luke mendarat di planet tersebut. Luke mengatakan bahwa mengangkat batu adalah satu hal dan mengangkat kapal angkasa adalah hal yang lain. Yoda tetap memaksanya. Luke akhirnya menurut, mengerahkan seluruh upayanya, dan gagal. Yoda kemudian mengkonsentrasikan pikirannya, dan berhasil mengangkat kapal tersebut dengan mudah. Luke, dengan terkejut berseru, "Saya tidak bisa mempercayainya!" "Itulah sebabnya kamu tidak bisa mengangkatnya," jawab Yoda. "Kamu tidak percaya kamu mampu melakukannya." (-More Sower's Seeds)

Doa adalah untaian rasa percaya. Dan kita tak salah menaruh rasa percaya kita kepada Tuhan, karena Dia-lah hakim yang adil dan penuh belas kasih. Jadi, percayalah dan Tuhan akan membuatmu mampu mencapainya.
 
Semangat.
JLU

Kamis, 14 November 2013

Mencari Aman, Kehilangan Kehidupan

diambil dari paskalina.wordpress.com
Jiwaku Tenang, 15 November 2013
 
"Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya."
Lukas 17:33
 
Mencari Aman, Kehilangan Kehidupan
 
Suatu ketika seorang laki-laki beserta anaknya membawa seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan menyengir, "Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik ke atas keledai itu?"
Laki-laki itu mendengar perkataan tersebut. Ia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, "Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia tenang-tenang di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan."
Jadi kali ini, anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. "Mengapa kalian berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?"
Mereka menuruti nasehat gadis muda itu. Tak lama kemudian sekelompok orang lewat. "Binatang malang.... ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang bisa sangat kejam!"
Sampai di sini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memanggul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang-orang tertawa terpingkal- pingkal, "Lihat! Manusia keledai memanggul keledai!" sorak mereka.

Sayang sekali, sering kali kita berkutat dalam zona aman ini: menuruti semua keinginan orang lain, mudah digoda menyenangkan roh jahat, dan tidak lepas bebas berdiri di atas kaki sendiri mewartakan kebenaran, bahkan memiliki kehendak yang kuat. Rasanya, saat kita mencari aman saja, kita justru akan kehilangan indahnya kehidupan.

Tuhan, berilah kami kehendak yang kuat. #doa.

Semangat. JLU

Quia ipse voluit

Jiwaku Tenang, 14 November 2013

"Tetapi IA harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini."
Luk. 17,25

Quia Ipse Voluit

Mari membaca kembali kisah yang sangat populer ini: 

"Tuhan, jejak kaki siapakah yang selalu menyertaiku dalam pengembaraan hidupku ini ?"

Dengan kasih Tuhan menjawab, "Jejak kakiKu, anakKu..." Kembali kupandangi jejak-jejak tapak kaki tersebut, dan aku menjadi marah, karena setiap kali melewati pasir-pasir waktu kesedihan, sakit, kegagalan, penderitaan, jejak kaki yang nampak hanyalah sepasang.

Kupikir Tuhan meninggalkanku ketika aku sedang menghadapi kesedihan. Penuh protes kuteriaki Tuhan, "Kau selalu mengiringi langkahku Tuhan, tapi kemanakah Engkau ketika sedang kubutuhkan, kemanakah Engkau ketika aku sedang menghadapi masalah berat dan kesedihan !?"

Kembali Tuhan tersenyum penuh kasih dan menjawab, "Perhatikanlah lagi jejak kaki yang memang hanya sepasang itu anakKu..."

Dengan jengkel kuperhatikan sepasang jejak kaki itu, dan ternyata jejak yang hanya sepasang itu tampak lebih dalam dibanding dengan jejak-jejak dua pasang kaki yang lain "Justru ketika kamu sedang begitu sedih, menghadapi masalah besar, dan nyaris putus asa itulah Aku berada begitu dekat denganmu, karena Aku menggendongmu, sehingga kamu dapat menyeberangi pasir-pasir waktu kesedihan, Aku sama sekali tidak meninggalkanmu, karena Aku menggendongmu  AnakKU..." kata Tuhan.

Penderitaan bagi Tuhan adl realita quia ipse voluit: karena Ia sendiri menghendaki. Ia menghendaki karena satu-satunya alasan: mencintai. Jadi penderitaan kita juga menjadi punya arti ketika kita bisa dan mampu menerimanya bersama Dia, seperti Dia juga menghendaki mengalami derita karena mencintai kita.

Semangat.
JLU

Apa Susahnya Bersyukur?

Jiwaku Tenang, 13 November 2013

"Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Luk. 17, 18
Apa susahnya bersyukur?

Seorang malaikat junior sedang magang di surga. Ia diajak berkeliling surga oleh malaikat senior. Ruangan pertama, penuh sesak, banyak telpon berbunyi, semua sibuk... Junior bertanya, "ruang apakah ini?" Jawab senior: ini bagian requesting center, customer service, mendengarkan permohonan. Ruangan kedua: malaikat2 lebih sibuk lagi, banyak barang dibungkus entah dgn kotak kecil atau sebesar container... Junior bertanya, "ini ruangan apa?" senior menjawab: ahaaa ini packaging division, bagian ngepak barang dan pengiriman...doa2 yg dikabulkan. Ruang ketiga: sepiiiiiiiii, hanya satu dua malaikat di situ...terkantuk kantuk. Junior bingung, bertanya, "ruangan apa ini?" Senior menjawab: ehm.....(agak segan)....ini thanxgiving centre...pusat penerimaan ucapan terimakasih.... Junior tersenyum....'hmm sepi..'

Tahukah kita berterimakasih? Sudahkah kita bersyukur? Satu ucapan penuh kasih, tak akan mengurangi apapun dari dirimu.

Semangat.
JLU

Minggu, 10 November 2013

Mengampuni atau Ikut Membenci?

Jiwaku Tenang, 11 November 2013
Pw. St. Martinus dr Tours, Usk.
 
 
 
 
 
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal,
engkau harus mengampuni dia."
Luk. 17:3-4
 
 
 
 Sebuah kutipan indah dari Paulo Coelho tentang pengampunan:

Tidak ada gunanya menjelaskan
bahwa satu-satunya hal yang kita capai
dengan membalas dendam
adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh kita,
sementara dengan memaafkan,
kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan.

Jadi, ingin menjadi seperti apakah kita: sama dengan orang yang menyakiti kita atau orang yang penuh cinta karena bijak dan cerdas?
 
Semangat.
JLU

Sabtu, 09 November 2013

c'est la vie: Kutipan: ttg memaafkan

c'est la vie: Kutipan: ttg memaafkan: Tidak ada gunanya menjelaskan  bahwa satu-satunya hal yang kita capai  dengan membalas dendam  adalah membuat diri kita sama dengan m...

Kutipan: ttg memaafkan





Tidak ada gunanya menjelaskan 
bahwa satu-satunya hal yang kita capai 
dengan membalas dendam 
adalah membuat diri kita sama dengan musuh-musuh kita, 
sementara dengan memaafkan, 
kita menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan. 

-paulo coelho, dlm Aleph, hlm 83-84.


c'est la vie: Setia Memikul Salib

c'est la vie: Setia Memikul Salib: Pengalaman mengunjungi lapas kota Tegal hari Rabu, 6 November lalu benar benar pengalaman yg luar biasa. Mereka bahkan menyambut dengan penu...

Setia Memikul Salib

Pengalaman mengunjungi lapas kota Tegal hari Rabu, 6 November lalu benar benar pengalaman yg luar biasa. Mereka bahkan menyambut dengan penuh keramahan, dan persahabatan. Acara dimulai dengan puji-pujian. Sitorus menggenjreng gitar dengan penuh semangat mengiringi puji-pujian kami, juga dinyanyikan penuh semangat. Total ada 7 napi, hanya satu yg beragama Katolik, yg laen Kristen. Saya datang bersama 4 orang relawan, anggota legio dan seorang psikolog. 
Saya diminta memberikan renungan kecil...kebetulan saya mengambil bahan bacaan dari kalender harian.... Ttg kemuridan. Menjadi murid berarti harus berani memikul salib. Menjadi murid juga harus berani lepas bebas, meninggalkan kelekatan kelekatan tak teratur yg bs mengantar orang utk jatuh dlm dosa.

Setelah itu ada satu momen yg berkesan, yaitu sharing teman teman itu. Setidaknya ada dua sharing yg berkesan. Seorang teman bercerita ttg budaya kampung di daerah tempatia lahir di Sumatra sana yg membentuknya menjadi seorang pencuri. Kebanggaan diukur bukan atas kebaikan yg dilakukan namun justru bertolak dari kejahatan yg dilakukan. Semakin besar tingkat kejahatan yg dilakukan, dia akan semakin tenar, apalagi jika sudah mampu menaklukkan jakarta. Itu juga yg mengantar teman ini ke jakarta. Menjadi perampok..tp sayang ia tertangkap.. Mulai sejak saat itu, ia dimasukkan dlam penjara. Kehidupan yg keras juga membuat ia memunyai temperamen yg tinggi. Senggol bacok, istilahnya. Semua itu mulai berubah ketika ia dipindahkan ke Tegal. Sapaan kasih setiap minggu dr ibu2, dr pendeta, dari imam, banyak mengubahnya. Juga atas karena doa dan pujian yg dilambungkan. Berubah, berbenah, dan berbuah..... Salib yg dia pikul akan ia jalani dengan setia...dan ada doa yg terlambungkan, yaitu untuk mampu melepaskan kelekatan-kelekatannya..terutama tradisi dlm keluarganya yg membuat ia terus menerus lekat dengan tindak kriminal.

Sharing teman yg kedua, juga menakjubkan. Saat di lapas cipinang, adalah sangat memalukan jika seorang napi itu menjadi tukang bersih-bersih, mengepel lantai dst. Kehormatan sebagai napi jagoan tetap harus dijaga. Pengalaman ini berbeda ketika ia dipindah ke lapas kota Tegal. Menakjubkan bahwa perubahan itu menghantam sisi egoisme yg begitu tebal. Teman itu disuruh mengepel lantai. Malu dan takut ada yg lihat, lalu difoto, dan dikirimkan ke jakarta....itu perasaan yg dialami. Tp seiring perjumpaan dlm doa dan keakraban, mengubah teman ini menjadi makin rendah hati..... Ia bahkan menjadi ketua kelompok bersih-bersih. Mengharukan akhirnya saat dia bilang: ak ga mau kembali ke jakarta lagi..... Ak ingin memperbaiki hidupku lagi. 

Betapa bersyukurnya saya berjumpa dengan pengalaman ini untuk sekian kali lagi. 

Tubuhku Rumah Bapaku

Jiwaku Tenang, 9 November 2013
 Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

“Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari
sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
Yoh. 2,16
 
 
 
Ketika rumah Bapa itu adalah tubuh kita sendiri saat ini, di mana Yesus hadir memenuhi aliran darah dan semangat kita, apakah kita justru menjadikannya etalase keinginan dan kelekatan barang-barang duniawi? Ketika uang bisa membeli segala sesuatu, apakah kebahagiaan sejati termasuk di antaranya?
 
Tubuh kita adalah rumah Bapa saat kita membiarkan kasih Kristus menguasai kita. Ingat, ketika semuanya tak abadi, hanya cintaNya yang abadi.
 
Semangat.
JLU

Jumat, 08 November 2013

tema hari orang muda sedunia 2014-2016




PAUS FRANSISKUS MENGUMUMKAN TEMA HARI ORANG MUDA SEDUNIA

Paus Fransiskus telah memutuskan tema Hari Orang Muda Seduunia untuk tiga tahun ke depan. Ini menandakan rencana perjalanan tiga tahun persiapan rohani yang akan berpuncak pada Hari Orang Muda Sedunia bersama Pengganti Santo Petrus yang dijadwalkan berlangsung di Krakow, Polandia pada bulan Juli 2016.

> Hari Orang Muda Sedunia ke-29 tahun 2014 bertema : “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3).
> Hari Orang Muda Sedunia ke-30 tahun 2015 bertema : “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8).
> Hari Orang Muda Sedunia ke-31 tahun 2016 bertema : “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Mat 5:7).

Tiga tema tersebut diambil dari Sabda Bahagia dalam Injil. Di Rio de Janeiro, Paus Fransiskus meminta orang-orang muda "dengan sepenuh hati" membaca kembali Sabda Bahagia dan menjadikan Sabda Bahagia itu rencana tindakan untuk hidup mereka : "Lihatlah, bacalah Sabda Bahagia: itu akan mengerjakan Anda kebaikan!" (bdk. Pertemuan dengan kaum muda dari Argentina yang berkumpul di Katedral São Sebastião, 25 Juli 2013).

menjadi lebih cerdik

Jiwaku Tenang, 8 November 2013

“Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”
Luk 5:9-10

Di suatu hari di awal musim semi, seekor siput memulai perjalanannya memanjat sebuah pohon ceri. Beberapa ekor burung di sekitar pohon itu melihat sang siput dengan pandangan aneh. "Hei, siput tolol," salah seekor dari mereka mencibir, "pikirmu kemana kamu akan pergi?". "Mengapa kamu memanjat pohon itu?" berkata yang lain, "Di atas sana tidak ada buah ceri."
"Pada saat saya tiba di atas," kata si siput, "Pohon cerinya akan berbuah."

Roh jahat menyerang titik lemah diri kita. Ia, dengan cerdik, sering kali melemahkan kita yang sedang berjuang dalam kebaikan. Contohnya: sedang mencoba berhenti merokok, ehh ada saja yang menggoda ‘ngapain juga berhenti. Rokok lanjut saja, toh banyak orang mati bukan karena merokok. Kayak ga tahu aja.” Jika kita berhenti dan menuruti, kalahlah kita pada godaan. Tapi jika kita terus melangkah sambil melihat peluang-peluang kebaikan di depan, maka akan terusirlah roh jahat. So, bertekunlah dalam doa, teruslah melangkah dalam kebaikan...

Semangat. JLU

Rabu, 06 November 2013

Mencintai bukan Menghakimi, Memahami bukan Menghina, Mengasihi bukan Mencela



Jiwaku Tenang, 7 November 2013

"Tetapi engkau mengapakah engkau menghakimi saudaramu? atau mengapa engkau menghina saudaramu?"
Rom. 14,10

Brian Cavanaugh pernah menulis cerita, demikian: Raja Spanyol mengirim seorang pemuda yang bijaksana untuk mengunjungi Raja di negeri tetangga, yang menerima pemuda tersebut dengan cela, "Apakah kerajaan Spanyol telah kehabisan orang sehingga mereka memutuskan untuk mengirim seorang yang belum tumbuh jenggotnya?"
Duta muda itu menjawab, "Yang Mulia, jika Raja saya tahu bahwa Anda menilai kebijaksanaan melalui jenggot, dia pasti akan mengirim seekor kambing kepada Anda." 

Betapa mudah kita menghakimi seseorang.... Betapa gampang menghina seseorang.... dan sering kali semua itu muncul hanya ketika melihat sekilas saja. Tuhan melihat sampai kedalaman hati, dan Ia memakai kaca mata kasih. Berbahagialah jika mulai hari ini kita belajar untuk melihat dengan kacamata kasih sampai kedalaman hati orang. Bukan untuk menjadi gampang menghakimi, namun lebih banyak mengasihi. Bukan untuk menjadi mudah menghina, namun mengerti dan memahami. Bukan untuk membenci, namun mencintai. 

Semangat. JLU

Selasa, 05 November 2013

Lepas Bebas



Jiwaku Tenang, 6 November 2013
“Demikianlah setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridku.”
Luk. 14,33

Pada suatu hari ada dua orang biksu yang melakukan perjalanan menuju suatu desa untuk mengabarkan pengajaran. Ditengah perjalanan, dua biksu itu bertemu seorang wanita yang hendak menyeberang sungai. Wanita itu takut menyeberang karena arus cukup deras. Dan kebetulan kedua biksu ini juga akan menyeberang sungai. Biksu yang lebih tua menawarkan diri untuk menggendong si wanita. Wanita tersebut setuju. Akhirnya mereka bertiga menyeberang dengan selamat. Selama perjalanan, biksu muda itu selalu menggerutu. Sampai pada akhirnya si biksu tua tidak tahan lagi. Dia bertanya apakah ada masalah. Si biksu muda berkata, “Bukankah, kita para biksu diajarkan untuk tidak bersentuhan dengan wanita ?” Jawab si bisu tua, “Oh, jadi itu yang membuatmu muram dan menggerutu sepanjang perjalanan. Aku sudah menurunkan wanita itu di pinggir sungai, engkau masih menggendongnya sampai disini.”

Kegelisahan sang biksu adalah kegelisahan manusia yang tak bisa melepaskan diri dari berbagai macam kelekatan tak teratur, dan pusatnya tentulah dalam pikiran. Lalu muncullah berbagai macam istilah terkait dengan kelekatan: gila kerja, gila harta, gila seks, gila popularitas, gila gadget, gila jejaring sosial, dll... jika tak melakukannya, bersentuhan dengannya bisa gelisah, cemas, dan khawatir. Lawan dari itu semua adalah lepas bebas, seperti halnya biksu tua yang sudah melepaskan gendongan sejak usai menyeberang. Menggendong adalah sarana; dan keselamatan adalah tujuan. Maka, milik kita dan usaha kita dalam hidup adalah sarana, sedangkan kemuliaan Tuhan adalah tujuan. 

Bagaimana hidup kita? 

Semangat. JLU.